Pada tahun 2016, Kamus Oxford menobatkan kata “post-truth” sebagai word of the year. Kamus Oxford menjelaskan bahwa di era post-truth atau pascakebenaran, tarikan-tarikan emosi dan kepercayaan pribadi menjadi lebih dominan dibandingkan dengan fakta-fakta objektif. Logika dengan mudah dipelintir dan disetir guna memberi justifikasi rasional atas preferensi pribadi. Berita yang benar makin sulit dibedakan dari berita bohong – kalaupun ada yang masih cukup peduli untuk membedakan keduanya. Argumentasi logis dan debat-debat akademis untuk mencapai solusi objektif semakin tidak menarik, karena setiap pribadi telah memiliki kesimpulan tersendiri, bahkan sebelum debat digelar. Inilah dunia yang sedang kita hadapi.
Bagaimana teologi Kristen dapat berkontribusi dalam menghadapi tantangan-tantangan dunia pascakebenaran ini? Apakah pascakebenaran identik dengan matinya kebenaran? Apa artinya mengakui Yesus Kristus, Sang Sabda itu, sebagai “jalan, kebenaran, dan hidup” (Yoh. 14:6) di tengah-tengah konteks pascakebenaran? Masih relevankah kita berbicara tentang objektivitas dan kriteria kebenaran di era pascakebenaran ini?
Pendaftaran Lomba Karya Tulis Teologi Ke-5 dengan tema "Berteologi dalam Dunia Pascakebenaran" telah DITUTUP.
Lomba Karya Tulis Teologi ini dilanjutkan dengan diskusi yang lebih mendalam di Colloquium Mahasiswa Teologi yang telah diadakan pada 16 November 2019.
Kiranya melalui kedua acara ini (Lomba Karya Tulis Teologi dan Colloquium Mahasiswa Teologi) dapat tercetus diskursus-diskursus kritis-konstruktif bagi kehidupan gereja dan masyarakat Indonesia di era pascakebenaran.
Hadiah bagi Pemenang:
Juara 1: Rp2.000.000,- + sertifikat dan plakat
Juara 2: Rp1.500.000,- + sertifikat dan plakat
Juara 3: Rp1.000.000,- + sertifikat dan plakat
Sampai bertemu pada LOMBA KARYA TULIS TEOLOGI berikutnya.